Kredo Rheims

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
Logo Wikipedia
Logo Wikipedia
Wikipedia memiliki artikel yang berkaitan dengan:Kredo Rheims.

Credo Rheims dalam Bahasa Latin[sunting]

Credimus et confitemur simplicem naturam divinitatis esse Deum, nec aliquo sensu catholico posse negari, quin divinitas sit Deus et Deus divinitas. Si vero dicitur: Deum sapientia sapientem, magnitudine magnum, aeternitate aeternum, unitate unum, divinitate Deum esse et alia huiusmodi: credimus nonnisi ea sapientia, quae est ipse Deus, sapientem esse; nonnisi ea magnitudine quae est ipse Deus, magnum esse; nonnisi ea aeternitate quae est ipse Deus, aeternum esse; nonnisi ea unitate quae est ipse Deus, unum esse; nonnisi ea divinitate Deum, quae est ipse: id est, seipso sapientem, magnum, aeternum, unum Deum.

Cum de tribus personis loquimur, Patre, Filio et Spiritu Sancto, ipsas unum Deum, unam divinam substantiam esse fatemur. Et e converso cum de uno Deo, una divina substantia loquimur, ipsum unum Deum, unam divinam substantiam esse tres personas confitemur.

Credimus (et confitemur) solum Deum Patrem et Filium et Spiritum Sanctum aeternum esse, nec aliquas omnino res, sive relationes, sive proprietates, sive singularitates vel unitates dicantur, et huiusmodi alia, adesse Deo, quae sint ab aeterno, quae non sint Deus.

Credimus (et confitemur) ipsam divinitatem, sive substantiam divinam sive naturam dicas, incarnatam esse, sed in Filio.

Credo Rheims dalam Bahasa Indonesia[sunting]

Kami percaya dan mengakui bahwa Allah adalah kodrat tunggal keillahian, dan tidak dapat ditolak dalam pengertian katolik, bahwa Allah adalah keillahian dan keillahian adalah Allah. Jika sungguh dikatakan: Allah bijaksana dengan kebijaksanaan, agung dengan keagungan, kekal dengan kekekalan, satu dengan kesatuan, Allah adalah keillahian dan hal lain serupa: kami percaya bahwa Dia bijaksana hanya dengan kebijaksanaan Allah sendiri; bahwa Dia agung hanya dengan keagungan Allah sendiri; bahwa Dia kekal hanya dengan kekekalan Allah sendiri; bahwa Dia satu hanya dengan kesatuan Allah sendiri; bahwa Dia adalah Allah dengan keillahian-Nya sendiri: yaitu, bahwa Dia bijaksana, agung, kekal, satu Allah dari diri-Nya.

Ketika kami berbicara mengenai tiga pribadi, Bapa, Putra dan Roh Kudus, kami mengakui diri-Nya adalah satu Allah, satu hakikat illahi. Dan sebaliknya jika kami berbicara mengenai satu Allah, satu hakikat illahi, kami mengakui bahwa diri-Nya (yang) satu Allah, (yang) satu hakikat illahi adalah tiga pribadi.

Kami percaya (dan mengakui) bahwa hanya Allah Bapa dan Putra dan Roh Kudus adalah kekal; bukan semua hal lain yang dikatakan, atau yang berhubungan, atau keanehan, atau keistimewaan bahkan kesatuan, dan hal lain serupa, yang menghadirkan Allah, yang ada dari kekekalan, yang bukan Allah (itu sendiri).

Kami percaya (dan mengakui) bahwa keillahian itu sendiri, baik itu yang disebut hakikat atau kodrat illahi, telah menjelma, hanya dalam Putra.