Pengarang:Multatuli: Perbedaan antara revisi

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Romaine (bicara | kontrib)
Fix interwiki
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 13: Baris 13:




'''Multatuli''' adalah nama pena dari Eduard Douwes Dekker (1820–1887), Multatuli yang dilahirkan di Amsterdam tahun 1820, wafat di Nieder-Ingelheim, Jerman, tahun 1887. Sejak umur 18 tahun dia menjadi pegawai pemerintah Hindia Belanda. Perlakuan yang tak berperikemanusiaan terhadap penduduk negeri jajahan menimbulkan kegusaran dalam dirinya. Ia mengambil sikap membela rakyat yang terhisap oleh pengusaha perkebunan kopi yang bersekongkol dengan bupati pribumi yang dilindungi oleh residen Belanda.
'''Multatuli''' adalah nama pena dari Eduard Douwes Dekker (1820–1887)

Setelah dengan berani membela kaum yang tertindas di distriknya dengan melancarkan perjuangan melawan ketidak-adilan selama 20 tahun yang tak berhasil, dia meninggalkan Indonesia.

Pada awal tahun 1858 dia tiba di ibukota Belgia, Brussel. Tinggal di kamar loteng sebuah penginapan bernama ''In de kleine prins'', di rue (jalan) de la Fourche nomor 52. Di kamar kecil itulah lahir kreainya yang kemudian menjadi termasyhur, berjudul ''Max Havelaar of de Koffieveilingen der Nederlandsche Handelsmaatschappij''.

Dalam novel yang lebih merupakan otobiografi ini, dengan keras Multatuli mengecam pemerintah Belanda yang membiarkan berlakunya tindakan yang sewenang-wenang, dimana dia sendiri selaku saksi-mata. Di tempat penginapan itu Multatuli menderita kedinginan; seringkali, untuk menggarap novelnya itu dia turun ke ruang tamu yang juga merupakan kabaret itu. Seperti halnya di tempat-tempat lain kemudian, dalam kemelaratan dia mampu melahirkan karya besarnya seperti ''Max
Havelaar''; itu, selain ''Minnebrieven''; (Surat Surat Cinta), ''Dialog Dialog
Jepang'';, ''Ide Ide'';, dalam 7 jilid (1862-1877) dan sebagainya.; Sikap dan tindakan serta kreativitasnya yang kongkret cukup membuktikan bahwa Multatuli adalah seorang sastrawan sekaligus humanis yang besar. Kerna kebesaran jiwanya. Pikirannya yang menuju ke atas. Demi kebenaran dan keadilan serta kemajuan masyarakat manusia yang manusiawi.





Revisi per 16 November 2010 13.28

Eduard Douwes Dekker
(1820–1887)
Eduard Douwes Dekker


Multatuli adalah nama pena dari Eduard Douwes Dekker (1820–1887), Multatuli yang dilahirkan di Amsterdam tahun 1820, wafat di Nieder-Ingelheim, Jerman, tahun 1887. Sejak umur 18 tahun dia menjadi pegawai pemerintah Hindia Belanda. Perlakuan yang tak berperikemanusiaan terhadap penduduk negeri jajahan menimbulkan kegusaran dalam dirinya. Ia mengambil sikap membela rakyat yang terhisap oleh pengusaha perkebunan kopi yang bersekongkol dengan bupati pribumi yang dilindungi oleh residen Belanda.

Setelah dengan berani membela kaum yang tertindas di distriknya dengan melancarkan perjuangan melawan ketidak-adilan selama 20 tahun yang tak berhasil, dia meninggalkan Indonesia.

Pada awal tahun 1858 dia tiba di ibukota Belgia, Brussel. Tinggal di kamar loteng sebuah penginapan bernama In de kleine prins, di rue (jalan) de la Fourche nomor 52. Di kamar kecil itulah lahir kreainya yang kemudian menjadi termasyhur, berjudul Max Havelaar of de Koffieveilingen der Nederlandsche Handelsmaatschappij.

Dalam novel yang lebih merupakan otobiografi ini, dengan keras Multatuli mengecam pemerintah Belanda yang membiarkan berlakunya tindakan yang sewenang-wenang, dimana dia sendiri selaku saksi-mata. Di tempat penginapan itu Multatuli menderita kedinginan; seringkali, untuk menggarap novelnya itu dia turun ke ruang tamu yang juga merupakan kabaret itu. Seperti halnya di tempat-tempat lain kemudian, dalam kemelaratan dia mampu melahirkan karya besarnya seperti Max Havelaar; itu, selain Minnebrieven; (Surat Surat Cinta), Dialog Dialog Jepang;, Ide Ide;, dalam 7 jilid (1862-1877) dan sebagainya.; Sikap dan tindakan serta kreativitasnya yang kongkret cukup membuktikan bahwa Multatuli adalah seorang sastrawan sekaligus humanis yang besar. Kerna kebesaran jiwanya. Pikirannya yang menuju ke atas. Demi kebenaran dan keadilan serta kemajuan masyarakat manusia yang manusiawi.


Karya-karyanya