Berkas:Kalari Pattu.jpg
Ukuran asli (5.795 × 3.863 piksel, ukuran berkas: 2,29 MB, tipe MIME: image/jpeg)
Berkas ini berasal dari Wikimedia Commons dan mungkin digunakan oleh proyek-proyek lain. Deskripsi dari halaman deskripsinya ditunjukkan di bawah ini.
Ringkasan
DeskripsiKalari Pattu.jpg |
English: Kalari Pattu, also known as Kalaripayattu, is one of the oldest martial arts in the world, originating in Kerala, India. Its history dates back thousands of years, with roots in the ancient Indian texts such as the Dhanurveda (science of warfare) and the Vedas. The term "Kalari" refers to the training ground or battlefield, while "Pattu" translates to technique or practice.
Historically, Kalari Pattu was not only a means of combat but also a way of life for warriors in Kerala. It was practiced by various communities, including the Nairs, Thiyyas, and Ezhavas, and was an integral part of their cultural and social fabric. Training in Kalari Pattu involved rigorous physical conditioning, including exercises to enhance flexibility, strength, and agility. The art form encompasses a wide range of techniques, including strikes, kicks, grappling, weaponry, and healing methods. These techniques are classified into different stages of training, with students progressing from basic exercises to advanced combat maneuvers. Kalari practitioners are trained to use their entire body as a weapon, mastering both armed and unarmed combat. Beyond its martial aspects, Kalari Pattu also incorporates elements of spirituality and holistic health. Traditional Kalari schools often include teachings on Ayurveda (traditional Indian medicine), yoga, and meditation, emphasizing the importance of mental discipline and inner balance alongside physical prowess. Over time, Kalari Pattu has evolved from a battlefield skill to a performing art and a means of physical fitness. It has gained international recognition for its effectiveness as a self-defense system and its contribution to the development of other martial arts around the world. Today, Kalari Pattu continues to be practiced in Kerala and has spread to other parts of India and the world. It is preserved through dedicated Kalari schools (known as Kalari koodams) where experienced masters pass on their knowledge to the next generation, ensuring that this ancient martial art form remains alive and vibrant in contemporary times.
|
||
Tanggal | |||
Sumber | Karya sendiri | ||
Pembuat | The pixelwriter2309 |
Lisensi
- Anda diizinkan:
- untuk berbagi – untuk menyalin, mendistribusikan dan memindahkan karya ini
- untuk menggubah – untuk mengadaptasi karya ini
- Berdasarkan ketentuan berikut:
- atribusi – Anda harus mencantumkan atribusi yang sesuai, memberikan pranala ke lisensi, dan memberi tahu bila ada perubahan. Anda dapat melakukannya melalui cara yang Anda inginkan, namun tidak menyatakan bahwa pemberi lisensi mendukung Anda atau penggunaan Anda.
- berbagi serupa – Apabila Anda menggubah, mengubah, atau membuat turunan dari materi ini, Anda harus menyebarluaskan kontribusi Anda di bawah lisensi yang sama atau kompatibel dengan lisensi pada materi asli.
- Anda diizinkan:
- untuk berbagi – untuk menyalin, mendistribusikan dan memindahkan karya ini
- untuk menggubah – untuk mengadaptasi karya ini
- Berdasarkan ketentuan berikut:
- atribusi – Anda harus mencantumkan atribusi yang sesuai, memberikan pranala ke lisensi, dan memberi tahu bila ada perubahan. Anda dapat melakukannya melalui cara yang Anda inginkan, namun tidak menyatakan bahwa pemberi lisensi mendukung Anda atau penggunaan Anda.
- berbagi serupa – Apabila Anda menggubah, mengubah, atau membuat turunan dari materi ini, Anda harus menyebarluaskan kontribusi Anda di bawah lisensi yang sama atau kompatibel dengan lisensi pada materi asli.
Penilaian
This media was uploaded as part of Wiki Loves Folklore 2024 international photographic contest. Other languages:
Deutsch ∙ English ∙ español ∙ Igbo ∙ português do Brasil ∙ українська ∙ +/− |
العربية ∙ جازايرية ∙ беларуская ∙ беларуская (тарашкевіца) ∙ български ∙ বাংলা ∙ català ∙ čeština ∙ Cymraeg ∙ Deutsch ∙ Schweizer Hochdeutsch ∙ Zazaki ∙ Ελληνικά ∙ English ∙ Esperanto ∙ español ∙ eesti ∙ euskara ∙ فارسی ∙ suomi ∙ français ∙ galego ∙ עברית ∙ हिन्दी ∙ hrvatski ∙ magyar ∙ հայերեն ∙ Bahasa Indonesia ∙ italiano ∙ 日本語 ∙ Jawa ∙ ქართული ∙ кыргызча ∙ 한국어 ∙ kurdî ∙ Lëtzebuergesch ∙ lietuvių ∙ македонски ∙ മലയാളം ∙ मराठी ∙ Bahasa Melayu ∙ Nederlands ∙ Norfuk / Pitkern ∙ polski ∙ português ∙ português do Brasil ∙ qaraqalpaqsha ∙ rumantsch ∙ română ∙ русский ∙ sicilianu ∙ slovenčina ∙ slovenščina ∙ shqip ∙ српски / srpski ∙ svenska ∙ தமிழ் ∙ తెలుగు ∙ ไทย ∙ Tagalog ∙ toki pona ∙ Türkçe ∙ українська ∙ Oʻzbekcha ∙ vèneto ∙ Tiếng Việt ∙ 中文 ∙ 中文(简体) ∙ 中文(繁體) ∙ +/− |
Items portrayed in this file
menggambarkan
some value
0,002 detik
42,1 milimeter
image/jpeg
2.398.076 Bita
3.863 piksel
5.795 piksel
checksum Inggris
a88904e833bfe62e2019c99b7174c3dc6f09c9ce
Riwayat berkas
Klik pada tanggal/waktu untuk melihat berkas ini pada saat tersebut.
Tanggal/Waktu | Miniatur | Dimensi | Pengguna | Komentar | |
---|---|---|---|---|---|
terkini | 20 Maret 2024 08.39 | 5.795 × 3.863 (2,29 MB) | The pixelwriter2309 | Uploaded own work with UploadWizard |
Penggunaan berkas
Tidak ada halaman yang menggunakan berkas ini.
Penggunaan berkas global
Wiki lain berikut menggunakan berkas ini:
- Penggunaan pada meta.wikimedia.org
Metadata
Berkas ini mengandung informasi tambahan yang mungkin ditambahkan oleh kamera digital atau pemindai yang digunakan untuk membuat atau mendigitalisasi berkas. Jika berkas ini telah mengalami modifikasi, rincian yang ada mungkin tidak secara penuh merefleksikan informasi dari gambar yang sudah dimodifikasi ini.
Produsen kamera | SONY |
---|---|
Model kamera | ILCE-7M4 |
Pembuat | anmol |
Waktu pajanan | 1/500 detik (0,002) |
Nilai F | f/9 |
Rating kecepatan ISO | 400 |
Tanggal dan waktu pembuatan data | 21 Januari 2024 17.35 |
Jarak fokus lensa | 42,1 mm |
Perangkat lunak | Adobe Imagecore (Linux) |
Tanggal dan waktu perubahan berkas | 20 Maret 2024 08.37 |
Program pajanan | Manual |
Versi Exif | 2.32 |
Tanggal dan waktu digitalisasi | 21 Januari 2024 17.35 |
Kecepatan rana APEX | 8,965784 |
Bukaan APEX | 6,33985 |
Kecerahan APEX | 8,61875 |
Bias pajanan | 0 |
Bukaan tanah maksimum | 2,96875 APEX (f/2,8) |
Mode pengukuran | Pola |
Sumber cahaya | Tidak diketahui |
Kilas | Lampu kilat tidak menyala, lampu kilat dimatikan |
Subdetik DateTimeOriginal | 097 |
Subdetik DateTimeDigitized | 097 |
Ruang warna | Tidak dikalibrasi |
Resolusi bidang fokus X | 1.966,8377380371 |
Resolusi bidang fokus Y | 1.966,8377380371 |
Unit resolusi bidang fokus | 3 |
Sumber berkas | Kamera diam digital |
Tipe pemandangan | Gambar foto langsung |
Proses buatan gambar | Proses normal |
Mode pajanan | Pajanan manual |
Keseimbangan putih | Keseimbangan putih otomatis |
Rasio pembesaran digital | 1 |
Panjang fokus pada film 35 mm | 42 mm |
Tipe penangkapan | Standar |
Kontras | Normal |
Saturasi | Normal |
Ketajaman | Normal |
Lensa yang digunakan | 24-70mm F2.8 DG DN | Art 019 |
Tanggal terakhir perubahan metadata | 20 Maret 2024 08.37 |
ID unik dokumen asli | 227D87A34CCEBC261ADB87663A32BE2A |
Versi IIM | 4 |