Halaman:Warisan Seorang Pangeran 03.pdf/63

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

Tatkala keledai itu baru membelok disuatu tikungan, tiba sadja dia merandek, kedua daun kupingnja di-gojang kan.

Goat Hoa timbul perasaan tjuriganja. Tanpa sebab tidak nanti binatang itu berbuat demikian. Sudah lama paman-gurunja, Hay-Liong-Sin Tjia Kiam, memiliki binatang ini, jang pernah diadjak pergi kemana dia pergi. Sudah selajaknja kalau keledai ini ada pi. rasatnja. Maka tanpa ajal lagi, ia, lompat turun, pedangnja, pedang Pek-hong-kiam si Bianglala Putih, segera dihunus. Ia pun meman- dang tadjam, terutama kedepan.

Didepan, disebelah kiri, tidak djauh dari sebuah tandjakan pasir, ada tempat jang lebat dengan pepohonan, pohon tjemara, Dida- lam situ terlihat samar tiga atau empat orang. Setiap bebokongnja menggendol sebuah bungkusan ketjil, jang mestinja terisi alat sendjata. Disebelah selatan dari rimba itu djuga terlihat pepohonan bergerak, suatu tanda disitupun ada orang lain lagi.

Goat Hoa segera tepuk punggung keledainja seraja bersuara pelahan. Binatang itu mengerti, dia lantas lari ketempat lebat ditepi empang. Disitu, sambil mengawasi kedepan, si nona berseru: „Sahabat disebelah depan, terimalah hormatku! Dengan maksud jang istimewa aku telah datang berkundjung kemari dan saudara dilain pihak tentunja sengadja telah menantikan aku, maka itu setelah kita bertemu ditempat sempit ini, untuk apa kami main sembunji lagi?"

Teguran ini disambut tertawa terbahak dari dalam rimba, menjusul itu muntjullah belasan orang. Jang madju paling depan, empat orang, semua menunggang kuda, Mereka sudah lantas ambil sikap mengurung.

Tong San Siang Koay, Tjietjioe Soe Kiat dan Ma Tjoen hadir disitu.

Orang jang pertama membuka suara adalah Houwyan Pa. Dia djusteru berdiri paling dekat dengan Nona Sim. Dia bersikap djumawa.

„Sjukur untuk kami, djago wanita dari Boe Tong Pay telah memandang mata kepada kami......" ia berkata. „Dari djauha Ilehiap telah datang mentjari kami di Kangpak ini. Tanpa ada buahhasilnja tidak nanti liehiap hendak balik pulang, maka itu selagi kami bersaudara ada disini semua, silakan liehiap ambil tindakanmu!"

184