Halaman:Warisan Seorang Pangeran 02.pdf/13

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

„Baiklah!” sahut Tjioe Pangtauw dengan tjepat, sikapnja sangat menghormat. Ia terus membentur seorang jang duduk dibawahnja dengan sikutnja. Orang itu berbangkit, lalu lari kependopo depan, untuk memperdengarkan suaranja beberapa kali. Menjusul itu terdengarlah tindakan ramai dari banjak kaki, dan kemudian tampak beberapa orang dengan dandanan singsat warna hidjau datang masing membawa sebuah medja ketjil jang diletakkan didepan setiap hadirin. Kemudian diatas medja itu ditaroh setjangkir arak. Tidak ada jang lainnja lagi.

Melihat itu mau tidak mau, Pek Ngo dan Tjen Loen heran djuga.

„Bawa sajur !” tiba berseru orang jang bertubuh besar dan beroman bengis, jang baru sadja muntjul diundakan tangga pendopo.

Seruan itu disusul dengan ramainja suara tetabuhan.

Itulah tetabuhan tjara desa. Jang aneh hanja tjara datangnja jang tiba².

Tjiauw Lok sendiri turut merasa heran, hingga ia mengagumi tjara persiapan toapangtauw itu. Ia tentu tidak menjangka, bahwa semua itu keluar dari otaknja Kee Seng Liang, untuk Too Liong.


Suara tetabuhan hanja terdengar serintasan. Setelah itu muntjullah duapuluh lebih pemuda, jang dandanannja singsat djuga dan warnanja hidjau, muntjulnja dari belakang pendopo, dan setiap orang membawa selembar nenampan kaju diatas mana terletak sepotong daging kerbau goreng berat kira setengah kati. Pada daging itu, masing² tertantjap sebilah golok lantjip untuk mengiris daging, jang tadjam sekali dan memberi sinar berkilauan. Digagang golok itu diikatkan setangkai bunga merah terbuat dari benang wol.

Rombongan pemuda itu memetjah diri dalam dua baris jang rapi. Mereka mendatangi setiap hadirin, dan meletakkan setiap potong daging diatas medja ketjil itu.

Belum lagi mereka mengundurkan diri, atau muntjul lagi beberapa orang jang memakai pakaian merah, Mereka ini membawa potji arak, untuk menuang arak kedalam tjawan. Selama itu, tidak berani mereka membuka suara, tidak berani mereka menoleh tjelingukan.

Orang semua tahu, mereka itu adalah anggota² Tjeng Pang setempat.

72