Halaman:Warisan Seorang Pangeran 01.pdf/33

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

hee-khoa menantikan kembalinja Tjongpiauwtauw berdua murid. Nanti akan heekhoa memberi hadiah lagi kepadamu“.

Wedana ini benar? sangat merendah. Ia membahasakan dirinja — „hee-khoa“ — pembesar jang rendah. Ia anggap diri sebagai pembesar sebawahan.

„Soehoe!“ katanja, memperingatkan gurunja itu, „kewadjiban kita masih belum selesai didjalankan. Dalam tjatatan kita, sudah ditulis djelas nama orang dan djumlah pesalinnja jang kita mesti lindungi, Akan tetapi sinona sendiri membawa demkian banjak peti, semuanja berat timbangannja, semua itu tidak didjelaskan barang apa, tidak dimasukkan kedalam tjatatan jang termasuk dalam tanggungan kita, Soehoe, pera kita memeriksanja dulu, baru kita berangkat !“

„Siauw-piauwtauw, untuk apa kau perteliti sampai begini ?“ berkata In Soeya sambil tertawa, mendahului Tieng Loen. Ia memanggil siauw-piauwtauw — piauwsoe muda — kepada murid itu. „Barang² nona ini tidak lain hanja barang perhiasan emas dan mutiara, diperiksa djuga tak ada perlunja ! Aku sendiri turut dalam perdjalanan ini, anak kuntji semua peti ada padaku. Umpama kau hendak memeriksanja, setiap waktu dapat kau lakukan itu. Sekarang ini jang perlu ialah kita segera berangkat !“

Tjeng Loen tidak bilang suatu apa kepada muridnja itu, karenanja, Djin Tjoen tidak berani terlalu memaksa.

Demikian mereka berangkat keluar dari kota Souwtjioe, menudju kepelabuhan besar dari Selatan sungai Tiang Kang.

Ditengah perdjalanan Tjian Tjeng Loen mau djuga memperhatikan kisikan muridnja, jang memperingatkan padanja setjara diam². Ia perhatikan tindakan kaki para kuli jang menggotong peti. Ia dapat kenjataan, mereka menjebabkan mengepulnja debu melebihi tindakan orang² biasanja. Teranglah, peti² itu bukan terisi barang perhiasan sadja, Barang demikian berat, apakah itu ?

Heran dan terkedjutlah piauwsoe ini. Ia memikirkan hal itu, ia men-duga², tetapi tidak dapat ia menerka. Maka itu, malamnja, selagi singgah pada malam pertama, ia berbitjara dengan In Soeya untuk meminta keterangan.

Sikap sekertaris tiehoe itu kali ini luar biasa. Ia lantas perlihatkan air-muka keren. Dan ketika ia memberikan penjahutannja, suaranja pun dingin.

30