Halaman:Tjerita Ko Teng Tjan atawa Sapoeloe Pil jang moestadjeb vol 15-21.pdf/422

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 1515 —

orang, dengen maksoed apa angkau dateng kemari?"

„Kita orang poenja kedatengan perloenja hendak menjampeken perkata'an apa-apa pada Goan-swe," saoet Poet Hoa, kita orang sasoenggoenja sanget menjesel soeda toeroet angkat sendjata melawan sama barisan dan panglima negri, maka sekarang kita hendak njataken menaloek dan ma'af atas perboeatan jang soeda-soeda."

Bong Loan pandang moekanja itoe doea orang dengen ati-ati sekali. la mengarti, dalem peprangan segala orang bisa menghatoerken tipoe ini atawa itoe, maka ia haroes djaga djangan sampe kena di kelaboeken.

„Apa sasoenggoenja kau hendak menaloek?" begitoe ia menanja. Dan lebi doeloe akee hendak tanja, dari lantaran begimana maka sekarang angkau baroe ada ingetan boeat menaloek pada negri?"

―„Kita orang poenja radja soeda djadi tersesat, ia sanget temaha dan sabole-bole maoe dapetken kadoedoekannja di Tiong Goan. Kita orang sekarang soeda mengarti itoe kakliroean."

―„Heran sekali, sasoedanja segala perkara berdjalan begitoe djaoe, baroe angkau ada niatan begitoe roepa? Angkau toch bisa pikir, negrimoe begitoe ketjil, tentara dan sendjata tiada tjoekoep, tjara begimana nanti bisa melawan barisannja