Halaman:Tjerita Ko Teng Tjan atawa Sapoeloe Pil jang moestadjeb vol 15-21.pdf/221

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 1314 —

nangis, dari pada mengepalaken pakerdja'an roema.

Orang sering dapetken itoe njonja bangsawan sampe di waktoe malem masi ada di dalem kebon di blakang roema, tapi sama sekali orang tiada mengetahoei, ia bikin apa seantero hari di dalem-kebon itoe.

Memang bener keada'annja Soen Nio soeda djadi banjak baroba seperti doeloe, perobahan ini sebagian besar adalah lantaran binasanja sang tjoetjoe jang ia tjintaken begitoe sanget. la merasa dirinja tiada beroentoeng, moesti hadepken. itoe berbagi-bagi kasoekeran, hingga lantaran terlaloe sering berdoeka, achir-achir ia djadi sebagi orang jang koerang beres ingetan.

Pada satoe hari, ia doedoek terpekoer saorang diri di dalem kamarnja, pikirannja melajang-lajang dan achirnja dapet inget sama hal jang terdjadi bebrapa taon jang telah berselang.

Koenjoeng-koenjoeng itoe njonja lantas menangis.

„Akoe tiada doega keada'an sekarang soeda djadi begitoe beroba," begitoe hatinja berkata-kata, „pada waktoe roema ini masi ada So Nio, haroeslah di bilang sanget ma'moer tiada kedjadian ini atawa itoe jang mendjengkelin hati."

Berkata begitoe ia mengela napas.

„Akoe menjesel soeda denger segala asoetan jang tiada karoean, hingga sekarang segala apa