Halaman:Tjerita Ko Teng Tjan.pdf/514

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 1075 —

Hong Houw. Koetika liat Permisoerinja semboe di sa'at itoe djoega hatinja Pak An Ong girang sekali, Baginda laloe silaken In Liong doedoek pada satoe krosi dihadepannja dan lanja ia poenja she, nama serta asal dari mana.

„Hamba ini ada anaknja pendoedoek negri jang melarat dari kaoem koelawarga Beng” saoet In Liong, „dari sebab hamba poenja familie dikeniaja orang, maka hamba melariken diri dan terloenta-loenta dengen tiada poenja tempat boeat berlindoeng.”

Ang Hong Houw denger begitoe djadi merasa kasian, dan ini bisa diliat sebab beroetang-oelang ia mengela napas. la kata pada Baginda: Ini nona roepanja tiada haroes ditjela, maka hamba merasa kasian kaloe ia moesti djalan melarat sebagimana baroesan ia ada tjerita. Maka dari itoe kaloe Taij Ong merasa moefaket baeklah ambil padanja sebagi kita poenja anak poengoet.”

„Kami djoega pikir lebi baek bagitoe, tjoema blon taoe ini nona bisa setoedjoe atawa tiada dengen kita orang poenja pikiran?” saoet Pak An Ong sambil oetjapken itoe pertanjaan pada In Liong.

Roepa-roepanja orang moeda kita terlebi doeloe soeda mengambil poetoesan, maka koetika di tanja begitoe ia lantas berloetoet serta basaken ajah dan iboe, hingga Baginda dan Permisoeri djadi dan kasi nama Hap Keng Kiongtjoe pada anak poengoetnja itoe.