Halaman:Tjerita Ko Teng Tjan.pdf/400

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 961 —

rasaan seperti berada di dalem impian. Lagi nona roema kaliatan baek dan manis boedi bahasanja, ia telah prenta boedjangnja sediaken barang santapan dan laen-laen kaperloen boeat tetamoenja.

Tjo Kongtjoe djadi kagoem meliat kelakoeannja itoe nona roema jang begitoe lemboet bertamba heran lagi hatinja itoe orang moeda, adalah ini nona seperii tiada maoe soeda meliat pada In Liong.

„Hiante toenggoe sabentar di sini, akoe nanti pergi liat pada itoe orang- orang jang mengedjer,” begitoe Tjo Kongtjoe kata pada In Liong. Ia teroesin omongan sembari berpaling pada itoe nona: „Dan Siotjia tiada oesa bikin banjak seraka. Kita orang tjoema maoe menoempang sabentaran dan akan brangkat lagi, kaloe itoe orang-orang politie soeda liwat dan telah pergi djaoe"

Seabis kata begitoe ia menghamperi lowongan, dari mana dengen sekali lompat ini orang moeda soeda ada di atas genteng, hingga boeat ini kepandean soeda bikin kagoem hatinja itoe nona.

„Tiada sala sebagimana jang akoe doega, njatalah bener-bener orang itoe mempoenjai kapandean jang haroes dipoedji, „kata itoe nona dalem hati sendiri, sedeng matanja memandang teroes pada In Liong jang doedoek dengen toendoekin kapala.

„Dan ini orang moeda, adalah itoe Kongtjoe