Halaman:Tjerita Ko Teng Tjan.pdf/192

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 753 —

djoega itoe perkara aken. mendjadi soeal jang penting dalem hikajat negri.-Begitoelah adanja akoe poenja pikiran jang tjoepet."

Lu Kok Tjaij poenja pembitjaraän begitoe menarik hati, ia poenja sasoeatoe omongan ada diberikoetken djoega alesan-slesan jang bagoes, hingga membikin orang pertjaja, bahoea pembitjaraännja itoe soeda kaloear dari hati jang toeloes. Padahal itoe ada mengandoeng pikiran serong, aken kaoentoengan dirinja sendiri. Dji Lam Ong dan doea kawan sariketnja sebagi pembela dari Tin Kok Ong, maoe tiada maoe soeda menjataken setoedjoe dengen pikirannja itoe dorna. „Njatalah Sinsiang ada poenja pikiran lebi sampoerna dari kita," demikianlah katanja marika itoe, ,kita orang moefaket sekali dengen itoe pembitjaraän.”


Tapi Baginda kaliatan seperti orang blon mengarti: la menegesin lebi djaoe seraja katanja: „Sinsiang poenja omongan ada begitoe pandjang, membikin kami merasa bingoeng begimana moesti diambil poetoesan. Sekarang katalah dengen ringkes, maksoed jang bener dari perkata'an itoe.”

„Hamba poenja pikiran begini:” saoet si dorna, kirim Sengtji panggil Ko Kong poelang djangan, kirim orang boeat bikin penjelidiken poen tiada boleh. Tin Kok Ong poenja maksoed maksoed sebagimana jang ditoedoe, sebagian besar masi