Halaman:Tjerita Ko Teng Tjan.pdf/104

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 663 —

hanam, hingga itoe sendjata masoek ampir satoe djengkal dalemnja.

Hok Tjoen mengaloearken treaken keras, laloe roeboe tana sambil pegangin kapalanja, jang dikira soeda tida menempel lagi.

Blon ditabas, tapi baroe sadja diaga atawa kena hawanja itoe sendjata, itoe Kongtjoe biadab soeda djadi kasima, dan toch maski begitoe kaloe pada boedjang-boedjang di itoe gedong ia biasa berlakoe galak seperti binatang liar.

Sekarang dateng giliran boeat itoe boedjang-boedjang tertawaken laganja itoe lelaki terkoetoek, jang bebrapa kali telah tjoba bangoen berdiri, tapi senantiasa roeboe kombali, oleh kerna kakinja jang bergoemeter tida sanggoep pikoel badannja.

Achir-achir ia merangkang seperti andjing jang dapet toengket, dan dengen pertoeloengannja itoe tiang, pada apa ia merambat, baroelah ia bisa bangoen berdiri.

Tapi satelah ia berdongak, lantas djoega ia lompat moendoer dengen terkedjoet, kerna ia dapet liat itoe pedang jang masi menantjep di itoe tiang, boeat ia poenja mata jang katakoetan, seperti djoega bisa bergerak, soeatoe hal jang membikin boeloe badannja djadi mengkirik.