Halaman:Pembalesannja Kawanan Liang San.pdf/282

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 281 —

menjerang, hanja membelaken diri dari serangannja itoe soeami jang soeda djadi nekat.

Tapi Pang Pek-hoa jang berdiri tida djaoe dan liat kekasihnja diserang begitoe roepa, tentoe sadja tida tinggal diam dan laloe madjoe menoeloengi, hingga ini perboeatan menambaken goesarnja Kwa-eng.

„Eh............ eh............ kaoe madjoe lagi?!“ kata si kolot dengen moeloet berboesa lantaran amara: „kaoe, doea-doea djahanam!, bangsat!“

Sambil kata begitoe. ia memoekoel pada itoe tjoetjoe. Tapi poekoelan ini kembali dapet ditangkis.

Ia tjoba menjerang lagi. Tapi poekoelan jang blakangan poen telah liwat ka samping, dan berbareng itoe Pek-hoa lantas dorongi satoe kepelan di iganja itoe Lopehoe jang kolot dan tida bertenaga.

Ini satoe poekoelan tjoekoep membikin Lie Kwa-eng djadi mengoelet. Tapi ia tida djai moendoer dan lantas menjerang kembali dengan lakoe terlebih sengit. Matanja ini orang toea soeda mentjelilatan, moeloetnja telah penoeh dengan boesa-boesa poeti, sedeng napasnja soeda sengal-sengal.

„Bangsat!............ bangsat!............ oh anak tjilaka doerhaka!“ sembari kata begitoe ia hantem lagi sekali dengen sakoeat-koeatnja tenaga. Tapi, ja — brapatah koeatnja orang jang soeda beroemoer ambil anampoeloe taon, jang baroe sadja kepelan itoe sampe, lantas sadja ditemposi. Dan