Halaman:Pembalesannja Kawanan Liang San.pdf/263

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 262 —

jang tida sancenoeh, jang memang biasa kalocar dari moelocinja jang kotor.”

Mendenger itoe perkarahan jang paling blakang, pelahan-pelahan itoe kapertjajahan jang soeda moelai ada di hatinja Lie Kwa-eng. jadi linjap kombali. Kerna ini pembesar poen memang ada berpikiran terang. Ia tida pertjaja kaloe Touw Hin bisa kata begitoe, kerna sabegitoe djaoe jang telah liat dan menjaksiken itoe orang gaga haroes dibilang saorang jang berboedi dan berperang aloes.

„Apa tida boleh djadi jang dalem ini peagadoean ada menjelip satoo atawa laen sehab, jang membikin istrikoc djadi bentji pada Teuw Hi?” pikir Lie Kwa-eng dalem hati. Tapi, sedeng di hati ada kata begitoe, toch boeat bikin sang istri djadi pertjaja jang pengadocannja ada ditanggap, si kolot laloe mengoctock pada itoe orang hoekoeman dan kata: ia nanti kasi hadjaran.

Giok-go rasa sabegitoe soeda tjoekoep boeat bakar hatinja si toea, maka sampe di sitoe pengadoeannja berachir daa itoe malem ia toengkoeli kahendak soeaminja.

Sahabisnja bersenang-senang, sampe diaoe maleni Kwa-eng masi belon dapet poeles, kerna hatinja memikiri teroes ana jang dibilang oleh istrinja baroesan. Dalem hatinja lantas terbit roepa-roepa doegahan. Kerna di waktoe moeda ia sering batja boekoe-boekoe tjerita, dan soeda taoe keadahannja satoe prampoean itoe dan me-