Halaman:Pembalesannja Kawanan Liang San.pdf/186

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 185 —

brenti aken menoenggoe datengnja kawan-kawan jang laen.

Teng-giok lari teroes dengen rerikoet oleh brapa belas tentara jang satia. Tapi waktoe ia menenggok dan liat moesoenja tida mengendjer, ia poen laloe djalanken sadja toenggangannja dengen pelahan. Hatinja djadi sedi, koetika liat doea riboe soldadoe jang ia pimpin, sekarang tjoema tinggal tida lebi dari doea poeloe orang.

Beroelang-oelang ia menghela napas.

,,Apa sekarang akoe moesti berboeat?" menanja Teng-giok pada hati sendiri ,,ka mana akoe moesti pergi?"

Demikianlah beroelang-oelang ia tanja pada hatinja. Tapi itoe semoea tida dapet djawaban.

Pikirannja djadi amat koesoet.

Sambil djalankan koedanja ia berpikir teroes.

Apa baek balik poela ka kota Tengtjioe? Tapi apatah tida maloe kaloe moesti poelang dengen keadahan begini roesak? Kaloe tida balik ka itoe kota ka manatah moesti poelang? Di laen tempat tida ada familie, tida ada sobat boeat toempangken diri. Kaloe maoe pergi kakota Radja, hati merasa maloe pada Jo Tjian Tetok, jang mendjadi Jo Giam poenja soedara toea. Sebab salaennja Tengtjioe tida bisa dilindoengi, djoega binsasanja Jo Giam saroema tangga, ada membikin hatinja djadi merasa takoet.