Halaman:Pembalesannja Kawanan Liang San.pdf/128

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 127 —

jang belon sebrapa toea. Kerna ia doedoek mengadep pembaringan, maka moekanja tida kaliatan. Tapi dari pengawakannja, Soen Sin bisa lantas kenalin, bahoewa lelaki itoe Mouw Tjie adanja.

Itoe prampoean tentoelah ada ia poenja istri.

Di atas medja ada satoe peti ketjli jang terbikin dari koelit, jang sekarang lagi diboeka oleh itoe lelaki; sedeng itoe prampoean tinggal mengawasi sadja.

Sigra djoega kaliatan Mouw Tjie kaloearken dari dalem itoe peti satoe rentjeng barang perhiasan jang berwarna mera.

,,Apa itoe?" tanja istrinja sambil samboeti itoe barang jang soeaminja kasiken.

,,Oh, kaoe tida taoe, istrikoe?" demikianlah kadengeran Mouw Tjie berkata sambil tertawa: ,,kaloe kaoe maoe taoe rante merdjan, inilah dia."

,,ini rante merdjan?, hola, bagoes amat?" kata njonja dengen giramg dan teliktiki barang itoe dengen hati-hati, jang kamoedian ditempelkan kadadanja dan diliat, seperti maoe liat: apa rante ini ada pantes atawa tida bila dipake.

Itoe omongan-omongan Soen Sin dengeri dengen terang. Dan sekarang ia mengarti, bahoewa merdjan itoelah tentoe ada kapoenjahannja Houw Seng, jang telah dirampas oleh Mouw Tjie.

,,Soenggoe manis sekali kaloe kaoe pake itoe," kata poela mouw Tjie sambil tertawa-tertawa: ,,lebi lagi boeat kita poenja anak jang ketjil."