Halaman:Pantja-Sila oleh H. Rosin.pdf/18

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

negara itu sendiri, akan tetapi segala orang dalam Negara ini, manusia sendiri, jang hidup dalam ruangan negara itu sebagai laki-laki atau perempuan, orang tua atau kanak-kanak, buruh atau tentera, warga negara atau orang asing. Melindungi dan mempertinggi deradjat kehidupan manusia dalam segala kemungkinannja jang banjak dan beraneka warna itulah tugas Negara. Untuk itulah Allah mengadakan Negara (Kedjadian 9). Djadi manusia itu tidak ada untuk negara, melainkan negara itu ada untuk manusia. Dengan ini kita telah mempergunakan dasar Perikemanusiaan.

Berhubung dengan pengalimatan Mukaddimah, maka kita melihat, bahwa kehidupan manusia itu terdjamin dalam kemerdekaan manusia, perdamaian dan kesedjahteraan manusia dan kebahagiaan manusia. Kebahagiaan jang tertinggi, perdamaian dan kesedjahteraan jang sempurna, kemerdekaan jang terachir, tidak dapat diberikan oleh Negara. Itu djuga tidak dituntut dari pada Negara. Akan tetapi Negara dapatlah mendjamin suatu kemerdekaan jang sementara, perdamaian dan kesedjahteraan jang sementara, dan kebahagiaan jang sementara. Dan itulah jang memang dituntut dari padanja. Tugas kita sekarang ini ialah menafsirkan Pantja-Sila. Maka sekarang, inilah isi dan tudjuan, arah dan maksud, „causa finalis” dan „entelechie” Pantja-Sila itu: Mewudjudkan kemerdekaan manusia, perdamaian-kesedjahteraan manusia dan kebahagiaan manusia, pertama-tama didalam batas-batas Republik Indonesia.

Djadi kemerdekaan, perdamaian-kesedjahteraan dan kebahagiaan manusia itu dimaksudkan, bilamana kita menuntut keadilan sosial, kerakjatan, kebangsaan dan kemanusiaan. Kemerdekaan, perdamaian- kesedjahteraan dan kebahagiaan manusia itu mendjadi perhatian Dia djuga, jang benar-benar Tuhan. Kita tidak boleh membuat salah satu dari pada prinsip-prinsip mendjadi kebenaran jang mutlak, jang tiada berperi-kemanusiaan. Tiap-tiap doctrinarisme, bahkan tiap- tiap ideologi, jang mengorbankan manusia sebagai pengganti suatu programa jang abstrak, tidak dapat terdjadi.

Marilah kita sekarang membitjarakan Pantja-Sila itu dari sudut ketiga tudjuan jang tersebut diatas:
1) Pantja-Sila sebagai dasar kemerdekaan manusia jang terbatas.

2) Pantja-Sila sebagai dasar perdamaian dan kesedjahteraan manusia jang terbatas.
3) Pantja-Sila sebagai dasar kebahagiaan manusia jang terbatas.

14