Halaman:Lontjeng Merenggut Arwah 03.pdf/51

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

Ho Ho sampai bengong sadja waktu mendengar tjerita Phang Lin sampai disitu, dan dia djadi terkedjut sekali waltu Phang Lin menoleh kepadanja dengan sinar mata jang bengis.

„Hmmm — — — lihatlah ! Mukamu begitu mirip dengan si bangsat! Tentu kaupun akan mendjadi manusia djahat! Lebih bagus sekarang sadja kau kumampusi agar djangan menimbulkan, urusau-urusan jang merugikan oring lain !” kata Phang Lin dengan dingin A dan bengis sekali.

Ho Ho sekarang baru mengetahui bahwa didiri perempuan tua tersebut terdapat kedjadian jang begitu hebat. Dengan sendirinja, dia djadi menaruh rasa kasihan dan terharu kepada Phang Lin.

„Popo — — — kukira kau telah salah megenali orang! Biarpun ajahku bernama Siangkoan Djie, namun. kukira ajahku bukanlah orang jang sedang kau tjari itu ! Ajahku sama sekali tidak mengerti ilmu silat .” kata Ho Ho dengan tjepat.

Muka nenelk tua Phang Lin djadi berubah — bengis selkali.

„Botjah busuk ! Apakah kau sampai 1 detik ini masih mau melindungi ajahmu jang busuk itu ?” bentaknja: dengan sengit.

„Tetapi Popo — — — — aku -bitjara dari hal jang sebenarnja — — — — aku mengetahui -benar, ajahku. tidak mengerti ilmu silat !

L.M. Arwah-3.

51