Halaman:Lontjeng Merenggut Arwah 03.pdf/31

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

Tjepat-tjepat Ho Ho membalas penghormatan mereka itu.

Kemudian Phang Lin menoleh kepada Ho Ho, katanja: „Engko ketjil, siapakah namamu ?”

„Aku she Siangkoan dan bernama Ho.” sahut Ho Ho tjepat.

„Siangkoan — — — Siangkoan Ho?” tanja si nenek Phang Lin tiba-tiba dengan muka jang berubah hebat sekali, suaranja djuga agak gemetar waktu menjebut nama Ho Ho.

Ho Ho djadi heran dan tjuriga melihat sikap si nenek tua ini.

„Benar !” dia menjahut sambil mengangguk

„Si — — — siapakah nama ajahmiu?”

Ho Ho djadi ragu-ragu menjebut: nama ajahnja.

„Untuk apa Popo (nenek) menanjakan ama ajahku?” tanja Ho Ho ragu ragu.

„Apakah ajahmu bernama Siangkoan Djie?” tanja si nenek lagi.

Muka Ho Ho djadi berubah. Ajahnja memang bernama Siangkoan Djie, dan dia djadi heran sekali si nenek Phang Lin bisa mengetahui begitu tepat nama ajahnja.

Melihat perubahan wadjah Ho Ho, si nenek Phang Lin segera bisa membatja apa jang sedang dipikirkan oleh Ho Ho.

„Apakah memang benar ajahmu itu bernama Siangkoan Djie !” tegas si nenek.

L.M. Arwah-3.

31