Halaman:Liem Thian Hok atawa Perdjalanan dan Proentoengannja Satoe Boengah-Raja.pdf/185

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 185 —

Thian Hok poen sajang padanja melebiken dari mas-inten pri basa kata.

„Kaloe engko maoe poelang tiada ada onkost,” kata Koei Hoa, „akoe masi ada ini sepasang gelang mas, kau boleh djori. Boeat akoe disini kau djangan pikirin, asal kau diperdjalanan poelang tiada koerang soeatoe apa. Kalos akoe ik et kau disana, ini tiada baek, kena kau poenja ajah ada bentji sekali padakoe.

„Begitoepoen baek," kata Thian Hok, „sebegi- toe lekas akoe poenja oeroesan beres, tentoe akoe balik kombali ka sini. Akoe harep kau djangan pergi kamana-mana, soepaja Hap Hoen laki-Dini tiada djadi djengkel pada kau.”

Koei Hoa lantes lolosin gelangnja dari mas sasiken pada Thian Hok. Ini periasan ada barang satoe-satoenja boeat Koei Hoa, kerna jang laen soeda abis didjoeal olehnja boeat onkosi dan laen-laen berdoea Thian Hok. Maski begitoe sebagi istri jang baek, toch Koei Hoa tiada sekali keliatan menjesel, malahan sering-sering Koei Hoa berhata: „Soeda djamaknja orang djadi istri, soeami soesa moesti toeroet soesa, soeami senang toeroet senang bersama-sama.

Sabetoelnja prempoean sebagi Koei Hoa jang biasa idoep senang, djalan sedikit naek ka, makan pake ada sedia, oewang ada banjak, katoe sekarang ia bisa tahan kasengsarahan, inilah ada