Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 04.pdf/75

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1701

meninggalken dija, masaken ija bisa mendapat menjoesoel akoe, sebab kemalanja telah hilang, dan lagi djikaloe ija dateng kedalem negri ber sama sama akoe nistjaja ija di ambilnja mantoe ajahanda Soeltan, sebab ija jang merampas akoe pada tangan kera itoe, dan lagi telah berapa kali ija handak di doedoekin dan poetri Maal Djamdjam seri negara, dan djikaloe ija soeda djadi iparkoe sangat sekali hina namakoe, alang ka maloenja kita mengambil anak orang goe noeng nistjaja meshoerlah chabarnja pada se genap negri, kata pendita pendita jang pande kar, Sagala jang kedji-kedji dan djahat pato et di dja hoeken, djika loe demikijan baeklah akoe meninggalken dija.

Satelah soeda berpikir demikijan, maka laloe bangoen serta mengambil anak panahnja serta teroes ija terbang keatas oedara dengan perla han lahan, katanja: penerimah kasihmoe jang angkau telah toeloeng akoe, aken mengambil akoe dari dalem pendjara kera itoe dan tida sijapa kembaliken augkau pada masing masing tempatnja, radja poelang kedalem negri, dan orang hoetan tinggal di hoetan kerna masing masing djoega ada dengan tempatnja, tidalah dapat angkau ini masoek kedalem negri, kerna asal boekit poelang keboekit dan asal negri poe lang di negri, maka laloe ija terbanglah kaatas oedara terlajang lajang sebagi di ajoen ajoen rasanja, teriring dengan angin jang sajoep sa jocp hingga mendjadi sangatlah asiknja orang