Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 04.pdf/466

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

2091

mangka ada di dalem hoetan rimba ini maka setelah Indra Maulana (Djami-Djami) meliat 2 pachlawan terlaloe bengis dan gagahnja bertanjaken laloe ia menjahoet akoe ini belon pernah melihat orang bertanjaken orang seperti kamoe doea orang dari mana dan siapa nama anak kedoewa, kami ampoenja nama Indra Mualana Askandar Sjah tjoetjoe dari Pendita Raman Giri, setelah kedoewa pachlawan mendenger Indra Mualana mangakoe tjoetjoe dari Raman Giri, maka ke 2 pachlawan itoe terlaloe soeka tjintalah dalem pikirannja tiada ketjiwa ia poelang aken mengadep radjanja, maka kata pachlawan ja, toean adapoen kami berdoea ini di titahken oleh radja kami sendiri di soeroe mentjari toean ampoenja nama sekarang soedah di pertemoeken toehan semista baiklah toean mengikoet kami ke negri Mahran permoeka, maka setelah Indra Maulana Askandar Sjah mendenger perkatahan ke 2 pachlawan terlaloe amat marahnja dalem hatinja sematjem kamoe hendak memaksa aken membawa ke negri radjamoe, seraja mendjawab: Hai pachlawan kedoea jang bebel dan tiada berboedi, adapoen djika kamoe kedoea hendak menangkep akoe alang kepalang sekalipoen kamoe tambah lagi raijat sematjem kamoe akoe tiada hendak menjeraken njawakoe, kerna angkau kedoea pachlawan, tiada berdiri melawan akoe maka ke 2 pachlawan itoe terlaloe amat panas rasa hatinja laloe menjeroeken kedoeanja serta mengoenoes pedang-