Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 04.pdf/334

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1960

Satelah itoe maka Djami djami poen tersenjoem seperti laoet madoe rasanja toewan poetri memandang tersenjoemnja kekasihnja, seperti lenjap dalem Bahroel Sjirasan dengan teroes ia letaken dirinja di atas rebaan kekasihnja itoe.

Satelah si pandai memana mata memandang moekanja toewan poetri sepertiken tida bisa terlepas pada hati rasanja, laloe di tjijoemoja dengan sepoewas poewas hatinja serta di peloeknja sambil berkata wai adinda penjoeloeh hati kakanda apalah hendak di kata soenggoehlah kekanda sangat sekali tjinta dengan adinda dan sangat kasih sajang dengan adinda tetapi apalah hendak di kata sebab kakanda sangat takoet mendjadi tjilaka lagi saperkara sepatoetnja seperti kata kawan kakanda itoe dengan ibarat djikaloe djangan dari sebab harta, nistjaja tida mati orang miskin itoe kaloe kakanda aken demikijan djoega soedalah adinda djanganlah banjak banjak toewan pikirken djikaloe ada oentoeng kita dan djodo kita kelak kita bertemoeken djoega tetapi toewan djangan loepaken aken kakanda sekali pren adinda bersoewami radja djoega djanganlah di loepaken orang di boekit tetapi sekali poen kakanda di boenoeh mati oleh adinda kakanda tida berani mangikoet kedalem negri sebab kakanda ini sangat sekali takoetnja dan mengerinja pada hati kakanda dengan pitna soedara toewan lagi poen tida patoet kakanda beristri toean lagi takoet kakanda mendjaditoela papa selamanja dari sebab toewan anak radja besar.