Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 04.pdf/304

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1930

Satelah Mahradja Goemanda Soela malihat kelakoewannja orang di hoetan itoe dengan merendahken dirinja berkata kata sambil soedjoed itoe maka sangat belas sekali hatinja tambahan lagi malihat soedaranja menangis maka laloe tjoetjoerlah aer matanja.

Satelah Mahradja Goemanda Sakti malihat lakoenja Indra Maulana Askandar Sjah itoe serta soewaranja jang di katanja itoe seperti lenjap rasanja tambahan poela malihat pakejannja itoe dengan koelit kajoe dan koelit binatang, maka bertambah tambah poela belas kasihan dalem hatinja serta rembas aer matanja.

Maka kera doea ekor poen menangislah, dan Hoestan kedoewa poen menangislah tida dapat pada pikirnja aken di rasahken sangsaranja Indra Maulana Askandar Sjah dari moela ia ketjil nja dateng besarnja maka jang boleh djadi bertambah tambah tangisnja Mahradja Goemanda Soeta djoega sebab segala pekerdja'an itoe ialah jang ampoenja perboeatan maka dari pada sangat lajapnja Mahradja Goemanda Soeta itoe, maka laloe pangsan tida habarken dirinja.

Adapoen maka segala moerid moerid berhamana poen habislah menangis djanganken menoesija tida menangis sedang kera dan hantoe poen toeroet menangis maka segala radja radja dan anak dagang dan soedagar jang kaja kaja poen banjak lah jang menaro masgoel dan tjinta pada Indra Maulna Askandar Sjah dan lagi tambahan poela roepanja sepertiken anak radja jang besar besar