Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 04.pdf/144

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1770

padanja, maka hamba poen terbales djoega, seperti hamba boewangken ia kedalem laoet, maka hambapoen di boewang orang poela kada lem hoetan. dan djikaloe demikijau inilah kaloe kaloe asoetan djoega toewankoe.

Satelah soeltan Bahroel Alam mendengar sem bah anaknja, maka laloe teringat tatkala keda tengan satroe itoe, dari sebab handak beroenijaja padanja, serta di pesembahken kepada soeltan Toral Arkan hal perihalnja, adalah seorang moe da roepanja seperti roepa padoeka soeltan Mar hoem, dan apa barang lakoenja itoe lemah lem boet seperti soeltan Marhoem padoeka soeltan Taboerat, sedikit poen tida ada bedanja antara ia dengan padoeka soeltan itoe, hanja moeda dengan toewah djoega, tetapi ijapoen mengata ken anak dari dalem boekit Raman Giri dan iboenja poetri Roemroem, Bahroem, dan kakinja Pendita Raman Raman tetapi tida ketahoewan siapa ajahnja, maka laloe di tjintaken hal peri halnja seperti mana ang terseboet kalamnja,

Maka sekalian isi negri poen mendengarken chabar itoe maka semoewanja poen heranlah mendengar tjeritanja soeltan itoelah.

Tatkala itoe soeltan Toral Arkan sanget Taa djoebnja aken dirinja, kerna handak berkata kata takoet, sebab belon di lihatnja dengan doe wa matenja, dan lagi tida sampe pada akal seorang manoesia sija sija berani dirinja sendiri aken mengakoe anak radja besar itoe, maka baginda poen sanget masgoel hatinja, serta ber