Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 04.pdf/142

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1768

kedoea soedara hamba, hanja hamba tinggal dengan seorang diri hamba di dalen hoetan de ngan ketakoetan, dan sipeninggal padoeka ka kanda itoe, soeda berapa merasahken sangsara jang amat sanget dengan késoekeran, wai toe wankoe dari pada hambanja seorang anak boe kit djadi handaklah di oenijaja olehnja, tetapi tidalah mengapa berkat doanja toewankoe, ada lah di selamatken allah kiranja atas bamba ini, tetapi pada pikir hamba takoet padoeka kakan da itoe djangan sampe aken hamba dapet kera djaan di Toral Arkan, demibkanlah djadi hamba handaklah di oenijanja, moedah moedahanlah toeankoe tida koerang soewatoe apa apa.

Satelah baginda soeltan mendengar hal itoe, maka terlaloe amat belas hatinja mendengarken serta marahnja tida terkira pada Mahradja Goe manda kedoewanja itoe, serta katanja: Hai anak koe dan boewah hatikoe dan tjermin matakoe sekarang ini soedalah tida kenapa sekarang ini barang siapa jang salah, maka di toendjoeken kesalahannja, tetapi anakkoe pêrgilah persem bahken pada padoeka beenda toewankoe menga mengataken jang telah toewan terpisah pada nja, tetapi djanganlah toewan chabarken jang ia berboeat oenijaja aken anakoe, kerna takoet ajahanda ini nanti mendjadi sakit hatinja, sebab anakoe boekan anaknja sendiri, kaloe ia djadi menaro goesar pada anakoe, dan toean persembahken barang jang patoet djoe ga.