Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 04.pdf/133

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1759

itoe akoe ambil boeat panghidoepankoe seorang diri, dan djikaloe ia masi ada hidoep masaken bisa dapet padakoe poetji ini.

Sahsoedanja ia berpikir jang demikian itoe, maka orang toewa itoepoen sigra mengambil ta'li rotan dan ojot ojot serta di ikatnja kaki tangannja Mahradja Goemanda Soeti itoe, serta katanja; sekejan lamarja akoe mentjari poetji koe hilang ini; maka baroelah sekarang akoe bisa aken bertemoe kembali, dan soeda tentoe angkau inilah jang mentjoeri dia, dan waktoe sekarang ini'ah angkau rasaken betoel atas badanmoe.

Maka kata Mabradja Goemanda Soeta, Hai bapa toewa; mengapakah angkau ini berboeat akoe jang demikia ? dan apakah dosakoe pada moe.

Sahoetnja si toewa bangka, Hai pentjoeri, djanganlah banjak bitjaramoe, djikaloe angkau hen'dak mati matilah angkau, tida oesa banjak banjak bitjaramoe lagi.

Maka satelah soeda di ikatnja tegoeh tegoeh itoe, maka laloe di seretnja kedalem hoetan.

Adapoen maka stelah sampe kedalem hoetan di waktoe tengah malem itoe, dengan terlaloe amat Gelap Goelitanja serta di tinggalnja ia de'ngen seorang dirinja serta terikat itoe.

Maka tatkala waktoe Mahradja Goemanda Soeta baroelah ia mendapet ingat dirinja, dan bah'roelah ia dapet merasahken dirinja sebagimana jang ia soedah berboeat pada orang lain, demikianlah djoega ia mendapet dengan bebrapa