Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 04.pdf/106

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1732

Pikir Bajoe Soeta soengochlah seperti kata soedarakoe, tetapi djikaloe demikijan marilah kita naek di atas kota ini' serta membawa ba'toe dan kajoe dan karang dan akar akar dan tjarang tjarang kajoe, sepaja kita tempoe dija dari atas kota djoega, kerna ija segala hewan tida taoe naek dan toeroen hanja hidoep pada boemi dan roempoet roem poet, dan djikaloe demikijan marilah kita naek sepaja djangan dikatanja kita membantoe dija.

Maka Pada ketika itoe segala Wawa dan orang hoetan, dan koekang sijamang dan kera semowanja mengikoet radjanja naek, serta masing masing membawa sepotong kajoe dan batoe itoe dengan halnja, maka laloe ija meloentoerken diri atas batoe itoe, laloe sebagi hoedjan jang sangat, lebatnja roepanja batoe dan kajoe itoe, dan jang dari atas toeroen bebawa mengambil batoe itoe, dan djikaloe soeda aken mendapat laloe naeklah ija keatas, maka mendjadi terlaloe amat roejoe randa soewaranja, hingga batoe dan kajoe itoelah tida berhenti lagi pada masa itoe.

Adapoen maka segala hewan itoepoen habislah mati, adalah jang pata tandoekuja dan adalah jang pata pinggangnja dan adalah jang petjah kepalanja, maka segala hewan poen tida tertahan lagi, kerna ija handak naek poen tida dapat maka ija haudak masoek poen tida boleh.

Maka segaloe singa dan kawanan sampi dan badak, dan segala kawanan gadjah poen hilang