Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 03.pdf/551

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1617

berani mengadep lawannja lagi, maka habislah lari kesana kemari membawa dirinja.

Tatkala itoe petjahlah perangnja segala raijat Djindik itoe, maka laloe di tempoenja sekali teroes teroesan itoe berapalah adanja,

Adapoen maka satelah Mahradja Aripoel Dlohar malihat jang raijatnja habis mati dan lari itoe, maka laloe berseroe seroe dari atas oedara, serta katanja: Hai kamoe sekalin djanganlah angkau oendoer tidalah akoe mati.

Satelah soeltan mendengar soewara dari oedara maka laloe di lihatnja dari sebelah kota itoe, maka di lihatnja keatas laloe terpandang kepada Soeltan Aripoel Dlohar itoe memake pakejan jang laen, serta dengan menoenggang singah biroe itoe, maka sangat heran dirinja Indra Boeganda Aspandar Sjah itoe, malihat saktinja radja itoe seperti iblis lakoenja, kerna sehari reriboe kali ija mati maka ada poela dengan bertockar pakejannja, serta ber toekar gandarannja, maka ija mendjadi sangat herannja serta mengambil anak panahnja laloe di panahnja, maka anak panah itoe tida di tangkis lagi laloe terkena betoel dadanja serta teroes meneroes kebelakang sekali, maka laloe goegoerlah keboemi dengan singahnja sekali terlajang lajang.

Satelah Mahradja Goemanda Soeta malihat hal itoe, maka laloe memetjoet koedanjn serta di lihatnja dengan sendjatanja tertjaboet itoe, satelah goegoer keboemi, maka handak di perangnja, laloe gaiblah soeltan itoe, serta sekoetika ija berseroe seroe pada selatan sebelah barat dengan tertawa