Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 03.pdf/474

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1540

jang kedengeran, seperti aer laoet tatkala di bawa oleh angin jang riboet itoe.

Sahsoedanja ia berdjalan itoe, maka laboé doeli poen bangkitlah kaoedra terang tjoewatjoe mendjadi kalang kaboet, tida apa jang kedengeran dan kelihatan lagi, hanja sinar segala sendjata djoega jang berkilat kilat itoe.

Maka sekoetika berdjalan, segala gandaran radja radja itoe poen telah terbit peloehnja, maka mendjadi mengero-gerolah soearanja, maka sepandjang djalan itoe poen habislah segala jang bertemoe di hadepan dan di belakang seperti poehoen poehoenan orang dan tanem taneman orang dan boewah boewalau orang, semoeanja djangan di kata lagi tida dapat di larangnja, seperti ajain bebek kalkoeng gangsa dan kerbau sampi kambing seinoeanja tida oeman, habis semoeanja di rampas dan di rampok oleh raijat Djindik itoe, maka seorang poen tida jang dapat melarangken dija.

Adapoen maka sambil berdjalan sambil ija berboeat binasa segala doesoen doesoen dan desa desa atawa kampoeng kampoeng, hoetan besar mendjadi padang padang, jang lebat dengan segala roempoet mendjadi laboe doeli, dari pada sangat kebanjakan jang berdjalan itoe.

Adapoen maka segala margastoe jang ada di dalem hoetan habislah lari berapoengan kesana kemari, tida aken berketahoean lagi dari pada sangat takoetnja mendengar soewara jang gemoeroe itoe, maka berang di mana ia bertemoe