Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 03.pdf/437

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1503

Satelah radjanja soeda mati, maka segala pengawa dan pahlawan dan mantri hoeloebalangnja poen habis lari tjereberee tida berketahoean, maka setengahnja jang mati setengahnja jang loeka, dan satengahnja jang mentjari hidoep barang kemana kehandak hatinja masing-masing maka adalah jang lari poelang kedalem negrinja, maka habislah mana jang masi tinggal, di hamoek oleh mantri Sjahbandi itoe.

Maka sekoetika poela matahari poen masoeklah, taudanja hari hampirken Mendjadi malemlah maka segala raijat Bahroel Alam poen kembali, lah masing masing dengan kemenangannja, serta aken membawa bojongannja itoe, dan jang tertangkep hidoep di masoeken kedalem pendjara, dan jang mati di boeangnja kedalem soengai hingga hanjoet teroes kelaoet demikianlah.

Sahsoedanja itoe, maka mantri Sjahbandi poen kembalilah dengan kemenangannja, maka banjak lah jang memoedji moedji kepada mantri Sjahbandi ampoenja gagah brani.

Satelah siang hari dari pagi pagi hari, maka Soeltan Maochamad jahrab poen keloear pada bala penghadepan, dengan pakian keradjaannja itoe, serta di hadeplah segala raijatnja.

Maka titah Soeltan kepada Sjahbandi, Hai soedarakoe: betapa bitjara soedarakoe dari pada hal segala Djindik itoe?

Sembahnja mantri Sjahbandi, jatoeankoe bahoea pada pikir hamba jang hina-ini, terlebih baek toean berkirim soerat djoega kepada soeda-