Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 03.pdf/376

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1442

Satelah itoe, maka pada malem itoe, bertjereelah kedoewa ekor djangkrik itoe, jang saekor terbang keatas poehoen katjang, dan jang saekor poen masoek pada tanah jang bekas di loekoenja manoesija.

Adapoen maka Indra Maulana Askandar Sjah poen tersenjoem senjoemlah seperti orang gila lakoenja, maka laloe berpikir: adjaib sekali koedrat toehan Malikoel Adil melakoeken atas hambanja masing masing dengan halnja, sedang asik ia bertjinta tjintahan, maka pada waktoe saat itoe djoega ia dapat bertjeree, dan lagi baharoe ia mengadjar istrinja, dan barang katanja dan barang pengadjarnja di atas dirinja ia sendiri moerka, tida bisa dapat terobah lagi.

Satelah itoe, maka Indra Maulana Askandar Sjah poen terlaloe amat takoetnja rasanja itòe, kerna tidalah soenjinja jang di dengarnja berbagai bagai djenis jang melagoe di dalemnja alam doenija ini.

Sjahdan maka terseboetlah pada tepi laoet itoe, banjaklah dari pada batoe batoe poetih jang terhampar dan pasirnja poen banjak, maka semoeanja poen berkata kata' maka katanja batoe itoe ja toeankoe: marilah toean tidoerken hamba ini, soepaja toean dapat tidoer, dan djikaloe tida toean dapat tidoer disini tidalah bergoena poetih hamba dan litjin hamba ini, terlebih baek hamba mendjadi batoe hitam, soepaja boleh mendjadi tempat segala hewan itoe tidoer, dan djikaloe toean tida tidoerken apalah ada goe-