Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 03.pdf/263

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1239

Satelah hampir sampe pada batoe poeti itoe, di lihatnja adalah bekas orang bermain main di sini, maka di lihatnja di atas batoe itoe adalah ikan dari pada batoe, dan matanja inten, maka katanja: siapakah garangan berboeat binasa ikan ini? patoetlah tida ada saekor ikan jang timboel seperti adatnja dan biasanja sehari hari.

Sasoedahnja itoe, maka anak radja itoe poen pergi pada pantjoran itoe, maka di lihatnja bangkai segala boeroeng itoe bekas kena panah, semoewanja kena terpanah bidji matanja, maka heranlah anak radja itoe, serta berpikir: siapakah garangan jang dateng kemari, ini boewah boewahan habislah di makannja, hanja boengah boengahan djoega jang tida di gentoesnja, maka pikir anak radja itoe, kaloe kaloe masi ada djoega garangan orang itoe pada tempat ini, kerna bekasnja ini masi baroe sekali.

Satelah itoe maka anak radja itoe poen mendjadi sanget amat marahnja, serta ia pergi mentjari pada sagenap hoetan itoe, djadi semangkin djaoelah ia berdjalan ketiganja mentjariken orang itoe, demikianlah ket ganja.

Sjahdan maka terseboetlah toewan poetri Maal Djamdjam Seri Negara itoe, bernantiken kakandanja hendak makan itoe, hingga tinggi matahari belon djoega dateng.

Maka titah toewan poetri Maala Djamdjam Seri Negara, Hai Tanwati: marilah kita pergi menjoesoel padoeka kakanda itoe, kerna sanget lama