Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 03.pdf/225

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1201

malem dengan aer matanja itoe, hingga ia menimboelken segala pikiran.

Maka adalah antaranja doea poeloeh lima hari antaranja, maka tida djoega bisa bertemoe seperti kata Tabib-itoe, djadi hatinja poen semangkin binasa sebab mengenangken penjakit istrinja itoe.

Hatta maka tidalah terseboet perkataannja jang berdjalan itoe di dalem. hoetan dan desa desa, maka terseboetlah perkataannja istrinja Mahradja Danoe Sakti Wira Djaja itoe, berdjalan ia pada kaindraan aken meuntjari negri Toral Arkan itoe, telah soeda antara berapa lamanja tida bertemoe.

Maka adalah pada soewatoe hari ia bertemoe seorang perdjoerid, sedang berdjalan dengan sendjatanja maka laloe di hampiri serta bertanja Hai anak manoesia siapa angkau ? dan anak dari manakah angkau ?

Maka anak radja poen terkedjoet; mendengar soewara itoe, maka katanja: Hai hamba allah siapakah angkau ini jang menanja akoe? bahoeasanja akoe inilah anaknja Soeltan Taboerat, aken mentjari boeah kelapa gading manis di manakah angkau dengar ada chabarnja.

Sjahdan maka poetri perijangan mendengar kata jang nama anak radja Toral Arkan itoe, maka mendjadi terlaloe amat soeka seKali hatinja.

Maka dengan sekoetika itoe djoega di godanja Serta di sasarken djalannja, maka anak perijangan itoe poeh mamegang hotaknja, djadi anak radja

Soeltan Taboerat

119