Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 03.pdf/188

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

1164

koe: mana djoega titah toewankoe patek ini djoendjoeng.

Hatta maka pada tatkaia itoe, Sjaltbandi poen adalah sedang mengadep, maka soeltan poen memandang kepada Sjahbandi, serta katanja:

Hai anakoe Sjahbandi, pada penglihatan ajahenda sangetlah masgoeluja hatimoe, tetapi akoe katakeh kepadamoe ini, djikaloe seorang mendja- di mantri itoe inget inget segala pekerdjaan dalem doenia bales membales, dan kataken kepada isi negri dan segala jang di bawa angkau itoe djanganlah berboeat aniaja pada segala machloek, kerna segala jang beroetang wadjiblah di bajarnja, dan barang siapa pitnaken orang ia poen di pitnah djoega, sakit di bajar sakit dan-oetang djiwa di bajar djiwa, tida dapet tida dari pada ini, sebagi lagi djangan segala raijat djoega angkau beri nasehat dan anak istrimoe adalah terlebih wadjib, sebab kebanjakan segala manoesia hal orang lain djoega di ingetken, dan hal ia sendiri tidaken sedar.

Kata soeltan: inget ingetlah angkau, hai Sjahbandi? beri nasehat anak istrimoe djanganlah sampe boenoeh memboenoeh.

Satelah soeda baginda berkata kata itoe, maka baginda poen bermoehoenlah kembali pada hesok hari.

Maka anak radja poen tida berani menahan kahendak ajahendanja itoe.

Maka dengan sekoetika itoe djoega Moehamad Sjahrab poen menjoeroehken kepada Sjahbandi,