Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/88

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

568

boewah boewahan, dan segala oombi oembi, demikianlah.

Arkian maka setelah soeltan moeda beloewar dari pada peradoewan, toean poetri Mahroem Siti itoe.

Maka toean poetri poen bangoen dari pada tempat. doedoeknja, serta berpikir mengapakah padoeka kakanda ini, tiada berkata kata lagi dan sékarang kemanakah garangan perginja.

Setelah di lihatnja segala tiker hamparan astanah itoe poen habislah berloemoeran darah, maka dahsat hati toean poetri itoe, serta berdebar debar hatinja, maka teringetlah dalem latjinja katja itoe ada sebantak piso tjoekoer, maka laloe bangoen berdjalan ke loewar dari dalem peradoewan itoe, maka di lihatnja piso penjoekcer itoe teiletak, serta berloemoeran dara, maka sesellah toean poetri Mahroem Siti serta gemeter segala anggautanja, serta tiada tahan lagi hatinja, kerna pada pikirnja djikaloe akoe di tinggal oleh padoeka kakenda soeltan moeda, maka tiada lah akoe maoe di tinggal di dalem negri ini, dan djikaloe akce tinggal djoega, nistjaja segala pitnah poen dateng padakoa.

Maka pikir toean poetri Mahroem Siti, soonggoe akoe tiada bertemoe dengan soewamikoe bijar akoe mati di makan segala binatang hoetan jang besar besar, dan jang galak galak, dan djikaloe akoe bertemoe sekalipoen di boenoehnja akoe redla, sebab akoe jang ampoenja salah.

Setelah itoe toean poetri poon pergi kepada tempat Sahbanda, maka di lihatnja soewatoe poen tiada, maka di lihat koedanja poen telah tiada, maka