Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/84

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

564

Serta katanja: ia toeankoe apakah moelanja makanja toean seperti ini, dan dari dehoeloenja telah hamba persembahken toeankoe tiada djoega handak mendenger dia.

Maka sahoet toaannja, Hai soedarakoe soedalah djangan banjak katamoe djikaloe angkan handak mengikoet. marilah naek ketiga, kita di atas koeda ini, kerna djangan sampe di ketahoei oleh segala isi negri, dan lagi djikaloe kita lama lama dalem tempat ini, nistjaja poetri Tadjir menjoesoel kita.

Setelah itoe maka laloe nacklah ketiganja, di atas satoe koeda serta dengan pakeannja ketiganja, maka laloe di petjoetnja koeda itoe keloear kota; serta teroes menoedjoe ke dalem hoetan besar itoe, maka dari pada sanget larinja koeda itoe, maka tiada berketahoean lagi kemana sampenja,dan koeda itoepoen sampe menggeroh geroh soewaranja menarik napasnja, dan keringetnja poen mendidi dan moeloetnja poen berboesah.

Adapoen maka dari pada sanget tjapenja Doermansah berlari, maka laloe djato terdjeroemoes ke hadepan sebab-lemesnja kaki jang di hadepan itoe, maka laloe goegoer ketiganja keboemi, maka bahroe lah inget dirinja soeltan moedah itoe, maka dari pada dahganja atawa haocesnja telah keringlah tenggorokannja, dan loekanja poen sanget perinja itoe.

Setelah sampe kedalem hoetan, maka berkata Hai soedarakoe: pergilah angkau mentjariken aer, kerna akoe ini sanget sekali dahganja.

Maka Sahbanda poen pergilah mentjari aer, maka ai lihatnja adalah soewatoe soeloeran, aernja terlaloe