Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/486

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

965

Sjahdan maka tersebset perkataannja Indra Mardjoenoel Alam itoe, sedang doedoek bermain kepada malem itoe dengan Djohan Pahlawan Nasib Berdjaman.

Maka datenglah anak Dewa ketiganja itoe, serta katanja: ja toeankoe djanganlah toewankoe ini sanget bersoeka kerna hamba ketiga ini men dengar chabarnja Indra Maulana Pathoel Alam itoe, hendak mendatengken negri toewan dengan segala Djin, maka sekarang toean sebai sebai djanganlah toewan sanget lalei kerna esok hari toean ini bakal mengadepi perang jang amat besar.

Satelah Indra Mardjoenoel Alam mendengar chabar itoe, maka hatinjapoen terlaloe amat mesgoelnja serta memandang kepada Djohan Pahlawan Nasib Berdjaman, djikaloe pikir patek sekalipoen segala iblis djoega kawannja oeroengpoen tida kita melawan sekalipoen mati reldalah hamba.

Sahoet Indra Mardjoenoel Alam, ja soedarakoe soenggoehlah seperti kata toewan, tetapi djikaloe seperti kita ini apalah soekernja, den djikaloe padocka ajahenda soeltan apalah halnja, djikaloe kota negri di roentoekken satroenja alangka sanget sekali maloenja, den djikaloe demikijan baeklah seboleh bolehnja kita melawan, tetapi djikaloe ada derma soedara kita ketiga hesok hari sadja, dan lagi djikaloe hamba berperang tida terlawan, maka hamba hareplah toean menoeloeng hamba, soepaja kita djangan mendapet maloe.