Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/387

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

866

jat den segala mantri hoeloebalang Tadjir di dalem negri itoe, aken memberi taoe jang Soeltan itoe, maka habislah menangis isi negri den astana itoe, den permaisoeri poen menangis tida terkira kira lagi.

Satelah itoe maka Djohan Pahlawan Nasib Berdjaman poen menangislah tijada terkira kira lagi rasanja, serta membanting banting dirinja, laloe memanggil anak Djin itoe, katanja: Hai soedarakoe pergilah diri malihat di mana adanja padoeka Soeltan Taib, antalah di hoekoem oleh anak radja radja itoe.

Maka tatkala itoe anak djin pergi malihat kedalem hema segala anak radja radja itoe, maka beberapa di lihatnja tijada djoega kelihatan, maka anak Djin poen terlaloe amat heran dirinja, serta teroes pergi masoek kedalem hoetan, laloe di lihatnja adalah seboewah hema dalem hoetan itoe, maka di sanalah di lihat adalah seorang moeda terlaloe amat elok roepanja, seperti roepa anak radja radja lakoenja, maka di sanalah dilihatnja ada radjanja sedeng doedoek berbitjara, maka anak Djin itoepoen sigra kembali memberi taoe toeannja, serta sembahnja: Ja toewankoe bahoewasanja padoeka ajahanda toewankoe adalah pada tangan seorang moeda tetapi hamba sekalijan ini tida taoe orang moeda itoe dari mana datengnja.

Satelah itoe maka toean poetri Mahroem Siti poen terlaloe amat herannja mendenger kata anak Djin itoe, sebab padoeka ajahanda tatkala ketang-