Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/169

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

648

Setelah itoe maka kata anak radja itoe, hesok toewan berlangkep pada pagi pagi hari, soepaja kita mengoelilingi negri ini.

Maka sembahnja backlah toewankoe.

Setelah itoe maka anak radja poen berpelok den bertjioem, serta berangkat poelang laloe meninggalken wang belandja seratoes dinar, serta katanja: inilah belandja toewan, den djikaloe habis dengen sigra toean kataken.

Maka sembahnja baeklah toeankoe.

Setelah itoe maka laloe berpesanlah kepada Sahbanda, tinggallah. toean baek baek peliharaken hatinja adinda.

Maka sembahnja Alhamdoelillah toeankoe.

Adapoen maka anak radja serta sampe kedalem astanah, maka di lihatnja istrinja sedang berlakoe sandoe, maka anak radja itoepoen tersenjoem, sambil berkata: mengapakah toewan sanget mesgoel, apakah moelah kernanja?

Maka sembahnja toewan poetri, ja kakanda: tijada soewatoepoen apa kernanja, melainken ada kernanja sebab melihat saekor anak pelandoek, sanget sekali di kasihi oleh jang memeliharaken, soenggoeh poen banjak perboeroewan jang laen, seperti kidjang anak mandjangan, ijalah djoega jang terlebih saekor dari pada jang laen, itoelah moelanja jang djadi kepala beta sanget ngeloenja rasanja.

Adapoen maka anak radja poen seperti terbelah rasa dadanja, serta berkata sambil menarik napasnja, katanja: jaadinda djanganlah toewan