Halaman:Hikajat Soeltan Taboerat 02.pdf/135

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

614

lah angkau nakal nakal di hadepan radja ini.

Sahoetnja tidalah toewankoe, maka segala orang jang memandang roepanja Indra Maulana Tamsil Maripat poen semoewanja mendjadi heran, dari pada sanget baek roepanja den lagi mendjadi satoe kaheranan, den dahsat pada jang melihat, sebab anak radja itoe sanget kasih aken dija, seperti menenteng minjak jang penoeh rasanja, serta berkata orang itoe apa pernanja aken anak radja orang ini, dari pada sebab barang kehendaknja tijadi lagi terlarang atasnja.

Sasoedanja itoe, maka laloe masoeklah kedoewanja.

Sjahdan maka di tjeritaken oleh pengarang jang mengakoe dosanja dirinja atas dirinja, jang mengharep ampoen aken toehan malikoel rahman itoe.

Maka satelah permaisoeri malihat roepa anaknja itoe, serta meméloek leher anaknja laloe meratap den toewan poetri Mahroem Sari poen dateng mentjijoem kaki soewaminja, serta memoehoenken ampoen den maab, den permaisoeri Mahran Langga Sari poen memeloek mantoenja, den padoeka Soeltan Bahroen poen mentjijoem kepalanja serta aer matanja, den Soeltan Taboerat poen menangis serta dengen meraba raba den mengoesoet lakoenja, serta katanja: wai anakoe marilah ajahanda raba toewan, maka toewanlah jang mendjadi penawar obat, sedang mendenger chabarnja djoega jang toewan dateng, aja-