Halaman:Graaf De Monte Christo 32.pdf/54

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

— 1902 —

padanja.”

„O! itoe gampang sekali.”

Tida sebrapa kedjep mata, maka Luigi Vampa bedini di hadepan Danglars,

„Apakah toewan ini kepala dari orang-orang ijang telah membawa akoe kemari?”

„Ja, benarlah katanja kandjeng toewan Besar!”

„Kataken sadja brapa kaoe minta oewang teboesan dari akoe? katakenlah.”

„Tida lebi dari itoe lima milioen, ijang toewan ada bawa di kantong toewan.”

Danglars merasa seperti hatinja tertjaboet dari dadanja.

„Ja toewankoe, apa ijang toewankoe minta itoe, ijalah sisah oewangkoe dari pada hartakoa ijang amat besar, kaloe toewankoe ambil iloe semoewa, apakah katinggalannja, lebi baik ambil bersama-sama djiwakoe sadja.“

„Kandjeng toewan Besar, kita orang ini di larang sekali kali boewat menoempaken darah!“

„Siapakah soedah larangken.“

„Toewan, ijang kita dengarken prentahnja.“

„Apa kaoepoen misti dengar prentahnja orang laen!“

„Ja, kita misti dengar kita poenja kepala, ijang paling tinggi.“

„Dan itoe kepala jang paling tinggi, apa misti dengar djoega prentahnja orang laen?”

„Ja, kendati dia paling-paling tinggi, masih dia misti dengar prentah.“

„Siapakah memerentahken dia?“

„Allah ta-allah ijang Maha toenggal, ija toelah ijang prentah dan di dengar olehnja.”