Halaman:Graaf De Monte Christo 32.pdf/48

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini telah diuji baca

— 1906 —

koeroes kering, mati keboenoeh lapar di atas tikernja.

Pada ka ampat harinja, maka roepanja toewan Danglars soedah boekan roepa orang lagi, sama djoega rerongkong, sisah-sisah makannja ijang djato-djato di tanah, telah di poengoetnja aken di makan. Bahna sanget laparnja, maka dia soedah moelain gigitin tikar di kamarnja.

Abis dia minta sama Peppino, aken kasi dia makan, dia maoe bajar seriboe frank boewat satoe potong roti. Tetapi Peppino tida maoe menjaoet dia melaga toeli sadja. Pada kalima harinja, dia merajap pegi ka pintoe kamarnja.

Dengan amat lemas bedannja dia bediri, serta katanja: „Apakah kaoe ini orang Kristen? maoe memboenoeh sesamamoe manoesia, ijang kaoe seboetken soedara di hadepan. Allah, sebab toeroenan dari pada satoe iboe dan bapa Siti Hawa dan nabi Adam ?“ Bahna terlaloe lemasnja, ija djato ka tanah seraja ija minta aken ketemoe-in kepala perampok.

„Apa maoe?” berkata Vampa, ijang lantas ada di hadepannja

Danglars berkata: „Soeda ambil sadja akoe poenja oewang ijang sisah, sembari di serahken dompetnja pada Vampa. Biar akoe mati di sini, akoe tida minta lagi aken, djadi mardika, biar akoe djadi boedak asal akoe idoep.“

„Apa keras, sengsaramoe“ berkata Vampa.

„Ja, teramat keras, akoe tida bisa tanggoeng lagi.“

„Aken tetadi ada djoega manoesia, ijang terlebi keras sengsaranja.“

„Barang moestahil, melaenken api Noraka sadja barangkali terlebih kras seksanja, tetapi di dalem doenia tidalah ijang sebagi akoe di lakoeken ini.“

„Orang-orang ijang mati kaboenoeh lapar, apa tida terlebi keras sengsaranja?”