— 1810 —
tergerak atawa sedi atawa menjesel, tjoema djidatnja sadja ada sedikit poetjat. Tangannja ijang satoe memegang topinja dengan di maen-maennja, tangannja ijang satoe di selippin di dada dalem sela rompinja ijang poeti bresih. Pemandangannja sabar sekali, malahan bertjahija.
Srenta ija sampe di dalem itoe roemah, maka ija memandang hakimnja satoe-satoe, tetapi President persidangan ini di pandangnja lama-an, sedikit, serta toewan de Villefort procureur karadja-an, ijang misti pertoedoeken pesakitan itoe, ija itoelah di pandangnja lebi lama-an lagi.
Di sebelahnja pesakitan Andrea de Cavalcanti, alias Benedetto, maka doedoeklah advocaatnja, ijang di oendjoekin boewat dia oleh hakim, sebab dia sendiri tida sekali-kali memperdoeli-in perkaranja. Itoe advocaat saorang masih moeda, ramboetnja boeloe djagoeng semoea merah dan moekanja merah, seperti menak djingga, lantaran hatinja terlebi tergerak dari hatinja pesakitan.
President minta aken di batja soerat penoedoehan ijang di bikin oleh padoeka toewan procureur karadja-an toewan de Villefort, ijang teramat kesohor pinter dan tadjem penanja.
Ini soerat penoedoehan pandjang sekali, tetapi bahna karangannja begitoe bagoes dan njata, maka tidalah ada orang ijang mendjadi kesel mendenger batja-an itoe.
Andrea denger boenjinja soerat itoe dengan sabar.
Soerat penoedoehan toewan de Villefort ada bagoes, tadjam dan pendek, tetapi belon ada ijang demikian ini terang dan njatanja, orang bole merasa sendiri, ijang toewan de Villefort soeda jakinin, sebole-bole aken bikin terang ini perkara ijang teramat gelap, melaenken satoe potong soerat sadja, ijang mendjadi saksi besar; adapoen itoe soe-
