— 1055 —
begitoe djoega kita poenja nama Danglars."
„Lagi?"
„Dan dia poenja nama, boekan Morcerf."
„Begimana! apa namanja boekan Morcerf?"
„Sama sekali tida."
„Astaga!"
„Kita di djadiken baron oleh lain orang, maka kita dapet itoe pangkat, tetapi dia soedah mengangkat dirinja sendiri djadi Graaf, ijang sebetoelnja dia boekannja Graaf".
„Tida boleh djadi!"
„Dengerlah, toewan Graaf," berkata poela toewan Danglars; toewan de Morcerf seorang kita poenja sobat soedah tiga poeloeh tahon lamanja. Kaoe taoe begimana kita berboewat sembarangan di atas kita poenja alamat tjap bangsa, sebab kita tida meloepaken kita poenja ka-asalan".
„Itoelah satoe tanda, ijang kaoe seorang ijang rendahken diri, atawa tida teramat angkoe."
„Jalah, waktoe kitamasi djadi djoeroetoelis kantoor, toewan Morcerf djadi toekang mentjari ikan, tida lebih."
„Dan itoe waktoe orang seboet namanja?"
„Fernand."
„Tida lain dari itoe?"
„Fernand Mondego."
„Apa kaoe taoe betoel ini?"
„Begimanatah kita tida taoe betoel, kerana bebrapa lama dia djoewal ikannja pada kita."
„Sebab apa kaoe maoe kasi djoega, kaoe poenja anak padanja?"
„Sebab Fernand dan Danglars doea orang ijang mentjari kaoentoengannja dan mendapetken itoe, maka dari kemam-
