Halaman:Doeapoeloe Taon Blakangan Jilid 02.pdf/95

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 94 —

nja kau poenja soedara ada pada kita ia soeda toeloeng akoe; tapi sekarang ja soeda brangkat; ia tiada bisa kirim kabar lagi pada akoe atawa pada ajahnja. Semoea akoe poenja mas inten soeda digade, akoe poenja pakean dan kau poenja djoega soeda didjoeal boeat bajar gadjinja kita poenja orang orang, jang tiada soeka toeroet anter kau poenja ajah, apabila akoe tiada soeka berboeat begitoe. Sekarang kita kepaksa menoempang idoep pada ini padri padri. Kita ada orang orang Soesa jang menoempang pada Allah."

„Tapi kenapa iboe tiada minta pertoeloengan pada Sri Ratoe, kau poenja ipar?" itoe nona tanja.

„Ach," kata iboenja dengen swara sedi, „ Sri Ratoe, akoe poenja ipar, sekarang tiada djadi Ratoe lagi, anakkoe, ada laen orang jang oeroes pamarentahan negri atas ja poenja nama. Di kamoedian hari kau nanti mengarti itoe perkara."

—„Djikaloe begitoe minta pertoeloengan pada Radja, poetranja kau poenja soedara. Apa iboe maoe akoe bitjara padanja? Iboe taoe ia sanget soeka pada akoe."

„Pertjoema djoega! Radja, akoe poenja neef, blon djadi Radja dan ia sendiri, sebagimana La Porte soeda tjerita, masi banjak kekoerangan apa jang ia perloe dapet."

—„Djikaloe begitos kita tinggal minta per- toeloengan pada Allah sadja."

Iboe dan anak lantes berloetoet lagi.

Itoe doea orang prempoean jang lagi sembajang ada poetri dan tjoetjoe dari almarhoem Radja Hendrik IV dari negri Frans dan Permisoeri serta postri dari Radja Inggris Karel I.

Pada itoe masa rahajat negri Inggris jang