Halaman:Doeapoeloe Taon Blakangan Jilid 02.pdf/130

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 129 —

naek koeda baroe sampe dari tempat djaoe, ia minta idzin boeat ketemoe pada Sri Baginda. Ia bilang, ia dateng dari balatentara di medan prang dan ada bawa satoe soerat dari maarschalk de Grammont.“

„O!“ kata Permisoeri pada de Winter, „ia ada satoe antara orang orang jang masi setia pada kita; apa kau soeda liat Mylord, begimana kita dirawat di ini astana? Boeken penggawe astana, tapi akoe poenja poetri sendiri moesti kabarken itoe perkara pada akoe.“

„Njonja“, kata itoe orang Inggris, „akoe minta djangan bitjaraken lagi itoe perkara, itoe hal bikin akoe poenja hati rasanja djadi antjoer.“

„Siapa adanja itoe orang jang dateng, Henriette ?“ menanja Permisoeri.

―„Akoe liat ia dari djendela ,iboe, ia ada satoe anak moeda kira kira anemblas taon oemoernja dan ia seboet namanja burrggraf de Bragelonne.“

Permisoeri manggoatken kapalanja dan prinses Henriette pentang pintoe kamar. Di sebla loear ada keliatan Raoul.

Ia hampirken Permisoeri sampe kira kira tiga tindak djaoenja dan tekoek loetoetnja sabla manggoet renda.

„Njonja“ kata Raoul. „akoe dateng bawa pada Sri Baginda satoe soerat dari akoe poenja sobat graaf de Guiche, jang ada bilang pada akoe, ia ada itoe kahormatan boeat dianggep sebagi satoe hamba dari Sri Baginda, dalem itoe soerat ada diwartaken satoe perkara penting sekalian ia menjataken kahormatannja.“

Koetika denger namanja graaf de Guiche, moekanja prinses Herriette keliatan djadi mera. Permisoeri awasin padanja dengen bengis.