Halaman:Doeapoeloe Taon Blakangan Jilid 01.pdf/361

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 360 —

sobat, akoe maoe bilang tentoe tiada, sebab perboeatan begitoe ada koerang pantes, tapi sekarang kita soeda djadi moesoe dan djikaloe ia berboeat begitoe, orang tjoema bilang sadja, iaorang goenaken tipoenja pada waktoe ada perkara prang."

Athos pelok tangannja dan toendoeken ia poenja kepala.

„Ja, apa maoe dikata, Athos," kata Aramis, „soeda ramenja orang pake itoe adat dan kita tiada selamanja tinggal djadi anak moede. Kau tentoe mengarti, kita soeda bikin loeka hatinja d'Artagnan. Apa kau tiada denger, begimana bingoeng ia telah djadi koetika ia kepaksa brentiken niatnja? Dari hal Porthos, siapa taoe, ja soeda kira tentoe diangkat djadi baron apabila itoe kerdja'an bisa berasil? Siapa boleh taoe, ini malem ia ada niat boeat ambil itoe gelaran baron, dengen seraken kita di tangan moesoe? Oleh kerna itoe perloe kita moesti sedia, Athos."

— „Tapi djikaloe iaorang dateng dengen tiada bersendjata? Abis begimana, apa itoe perkara tiada nanti bikin maloe pada kita ?"

„Oh djangan kwatir, akoe tanggoeng tiada nanti ada begitoe roepa, dan kita bisa kasi alesan; kita dateng dari tempat djaoe dan ada djadi kawan dari kaoem pembrontak."

„Alesan apa begitoe! Sabenernja kita moesti pikir satoe alesan boeat trangken pada d'Artagnan kita poenja haloean. O, Aramis, Aramis," kata Athos dengen swara sedi dan gojang kepalanja, „kau bikin akoe rasa dirikoe ada satoe orang jang paling tjilaka di ini doenia. Kau maoe roba akoe poenja pikiran, sedeng hatikoe anggep iaorang tetep sebagi sobat. Kau boleh pertjaja, akoe lebi soeka djikaloe pada ini waktoe orang