Halaman:Djie Touw Bwee.pdf/20

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

19

temoe pada soedara-soedara boewat menanjak apa-apa jang saja koerang mengarti.

Pang Lok-Thian lantas tanjak padanja :

Apa soedara soedah pergi djoega di astana Sinsiang dan bertemoe pada Louw Kie?

Bwee Kwee menjahoet: Baroe saja poelang dari sitoe: tapi ada sedikit perkara jang rida, baik ditjeritain di sini.— Tan Djit Sing mejahoet: Mengapa bagitoe? Perkara apatah itoe? Bwee Kwee berkata: Saja sama soedara-soedara samoewa, bermoela kali soedah dapet nama Tjinsoe; sekarang kita soedah djadi poenggawa Maha Radja, boekan tida lain, melinken kita misti oeroes baik pendoedoek negri Tapi tadi saja soedah dateng di moeka astana Sinsiang, bertemioe dia poenja hamba-hamba jang betoel tida sekali ada poenja maloe dan tida sekali kenal orang: dia-orang brani boeka moeloet boewat minta wang sama saja, soepaja boleh bertemoe pada Sinsiang. Tjoba sordara-soedara pikir, saja di mana ada poenja wang 100 ringgit boewat kasih sama dia? Dari itoe saja soedah lemparin saja poenja thiap dan bitjara kras pada itoe orang-orang dan teroes dateng di sini.

Pang Lok Thian dan sekalian sobat-sobatnja denger Bwee Kwee bitjara bagitoe, lantas tertawa dan bilang: Soedara poenja perboewatan itoe ada oendjoek satoe hati laki-laki. Itoe kita-orang samoewa poedji sekali.