Halaman:Boekoe Tjerita Graaf De Monte Christo - 08.pdf/39

Dari Wikisumber bahasa Indonesia, perpustakaan bebas
Halaman ini tervalidasi

— 465 —

Morrel berdoedoek kombali di korsinja dan djadi bengong: ija tida taoe dan tida bisa mengarti aken adanja itoe perkara ijang moestahil. Sedang begitoe, datenglah Maximiliaän.

„Ajahkoe!" kata anak ini: „apatah tjeritamoe itoe, bahoewa Pharao telah binasa? Itoe pengawal di martjoe palaboehan membri taoe, bahoewa kapal itoe mendatangi, dan ada orang berkata, bahoewa kapal itoe soedah moelai masoek ka pelaboehan."

„Sobat-sobatkoe:" kata Morrel: „kaloe betoel begitoe, haroeslah hal ini diseboet moedjidjad Allah. Tida boleh djadi! Moestahil amat!"

Aken tetapi satoe perkara ijang moestahil, tapi toch telah berboekti terpegang di dalem tangan toewan Morrel sendiri, jaitoe kantong mera ijang berisi wissel boenoehan dan satoe intan besar sekali.

„Toewan!" kata Cocles ijang baroe dateng: „apatah artinja itoe ? orang bilang kapal Pharao dateng!"

„Marilah, anak-anakkoe! kita orang, tjoba pergi lihat," kata Morrel sambil berbangkit: „dan biarlah Allah kasihani kita, kaloe kabar itoe tida benar adanja."

Semoewa lantas berdjalan toeroen dari loteng; njonja Morrel ada menoenggoe di tengah tangga: kerna ija tida brani naik ka atas aken bawa itoe kabar ijang tida boleh di pertjaja. Sigra djoega toewan Morrel dan orang saisi roemahnja soedah sampe ka pelaboehan, di mana ada banjak sekali orang berkoempoel.

„Kapal Pharao! kapal Pharao dateng!" kata bebrapa orang dari antara marika itoe.

Bener sekali! Di depan martjoe St-Jean ada kalihatan sa-